Alamat : Jalan Pratu Tandu Suwito No 17 A RT 16, Simpang IV Sipin, Telanaipura, Kota Jambi, Jambi
Email: kakitarasyid@gmail.com
Telp: 0823-7182-5588
-
“Tahun ini kamu tetap di kelas satu, ya!” seru wanita berseragam. “Tinggal kelas?” ia membantin. Gadis kecil itu terdiam, matanya mulai berkaca-kaca dan tangis pun pecah. Ia ingin segera pulang, bersembunyi di balik pintu kamar.
Bagi sebagian anak, tinggal kelas menjadi peristiwa yang tak terlupakan. Seluruh teman tahu dan menjadikannya bahan perundungan di sekolah dan di rumah. Malu bukan kepalang, tinggal kelas karena tak bisa membaca dan mesti mengulang satu tahun pelajaran di kelas yang sama. Sejak itu, ia mulai mengeja huruf, membaca, membaca, dan membaca. Ia sadar betapa pentingnya kemampuan membaca atau literasi dalam kehidupannya. Berawal dari pengalaman yang kurang menyenangkan, ia berharap tidak ada anak-anak yang mengabaikan pentingnya literasi dan tak merasakan apa yang pernah ia alami.
Kegiatan Rumah Baca Kakita sempat terhenti karena imbas pandemi. Geliat Rumah Baca Kakita berangsur-angsur mulai kembali normal. Pengelola mulai merangkul masyarakat di lingkungan terdekat. Hati ngilu mengetahui sebagian anak-anak di sekitar Rumah Baca Kakita tidak tahu karakter Bobo, Nirmala, Bona, dan Rongrong di majalah anak. Mereka juga menyampaikan belum pernah masuk ke toko buku, Perpustakaan Provinsi, ataupun Perpustakaan Kota Jambi, padahal mereka tinggal di kawasan Telanaipura yang dekat dengan pusat pemerintahan provinsi. Beberapa universitas ternama berdiri kukuh di kawasan Telanai. Jarak rumah mereka dengan Perpustakaan Provinsi Jambi hanya sepelemparan batu. Wajahnya tertampar melihat kondisi yang memprihatinkan. Bagaimana mungkin aktif berliterasi, tetapi belum mampu menyentuh orang-orang terdekat?
Semua bermula pada sebuah tantangan yang diberikan oleh Bu Yanti (pengelola Rumah Baca Evergreen) kepada Masyithah untuk mendirikan rumah baca di lingkungan tempat tinggalnya. Sejujurnya tantangan atau permintaan tersebut teramat berat untuk diterima apalagi kalau ditolak. Pergolakan batin terjadi selama berbulan-bulan untuk memantapkan hati dalam mendirikan rumah baca. Kekhawatiran diri acap kali memenuhi pikirannya. Sebuah pesan dari Bu Yanti selalu terngiang-ngiang, “Kini saatnya mengepakkan sayap untuk memperluas kebermanfaatan dalam literasi.”
Semua bermula pada sebuah tantangan yang diberikan oleh Bu Yanti (pengelola Rumah Baca Evergreen) kepada Masyithah untuk mendirikan rumah baca di lingkungan tempat tinggalnya. Sejujurnya tantangan atau permintaan tersebut teramat berat untuk diterima apalagi kalau ditolak. Pergolakan batin terjadi selama berbulan-bulan untuk memantapkan hati dalam mendirikan rumah baca. Kekhawatiran diri acap kali memenuhi pikirannya. Sebuah pesan dari Bu Yanti selalu terngiang-ngiang, “Kini saatnya mengepakkan sayap untuk memperluas kebermanfaatan dalam literasi.”